اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Allah! Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakan aku. Aku adalah hambaMu. Aku akan setia pada perjanjianku denganMu semampuku. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmatMu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”
(Barangsiapa membacanya dengan yakin ketika sore hari, lalu ia meninggal dunia pada malam itu, maka ia masuk Surga. Dan demikian juga ketika pagi hari.” HR. Al-Bukhari 7/150)
PENJELASAN TENTANG SAYYIDUL ISTIGHFAR.
sayyidina jabir menjeLaskan : RasuLuLLah shaLaLLahu aLaihi wa saLam bersabda:
"peLajariLah dengan baik istighfar utama dan amaLkan"
At-tayibi meneranGkan : istighfar utama menGandunG penGertian atas hubunGan erat antara seoranG hamba denGan tuhannya dan menGandunG penGakuan atas keLaLaian dan keLenGahan manusia dalam melaksanakan kewajiban terhadap tuhann. pada haL manusia teLah membuat perjanjian ketika ia masih daLam rahim ibu ( daLam aLam roh ) bahwa ia daLam hidupnya akan senantiasa taat dan berbakti kepada tuhan. manusia menGakui atas nikmat nikmat tuhan, nikmat harta benda, nikmat keLenGkapan anGGota tubuh dan kesempurnaan panca indra, kesehatan badan, fikiran, kebahaGiaan dan sebaGainya
karena itu manusia senantiasa memohon perLindunGan kepada tuhan, aGar nikmat-nikmat tersebut terpeLihara dari kemusnahan, karna akibat perbuatan dirinya sendiri. disampinGitu manusia menGakui berdosa dan merasa sanGat terbatas daLam meLaksanakan kewajiban-kewajiban terhadap tuhan. timbuL kesadaran dari hati nurani yanG tuLus ikhLas disertai dengan penGharapan mohon keampunan tuhan setiap pagi dan petanG.
karna itu rasuLuLLuh shaLaLLahu aLaihi wasaLam meneranGkan:
"siapa membaca istighfar utama di waktu pagi dengan penuh keyakinan sesuai dengan arti dan tujuan kalimat tersebut, kemudian ia meninggal pada hari itu, ialah ahli surga. dan siapa yang membaca di waktu sore dengan cara itu, kemudian ia meninggal pada malam hari, iapun ahli surga"
keterangan ini dipetik dan diterjemahkan dari kitab hadist subulus salaam juz 4 halaman 327.